![]() |
"Saksi kunci pembunuhan Vina Cirebon salah satu Pemuda asal Bekasi Aep ketika diwawancarai media"/Foto : CNN |
RADARDETIK.ID - Kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina Cirebon kembali populer setelah ditampilkan di layar lebar dalam film “Vina : sebelum 7 hari”. Kasus Vina kembali ramai diperbincangkan dan menyita perhatian publik.
Tragedi menyedihkan yang terjadi delapan tahun lalu masih menjadi misteri. Bahkan diyakini banyak aksi curang dalam pembunuhan Veena dan kekasihnya Eky di Cirebon, meski delapan pelakunya sudah ditangkap dan divonis bersalah.
Seorang pemuda bernama Aep (30), warga Desa Pilar Barat, Desa Karang Asi, Cikarang Utara, Provinsi Bekasi, menjadi saksi penting sejarah tragis tersebut. Ia pun mengaku menyaksikan kejadian pertama pada saat kejadian.
“Sejak 2016 (interogasi saksi oleh polisi),” kata Aep saat ditemui di Cikarang Bekasi, Kamis (23 Mei 2024).
Saat itu, Aep sedang bekerja di pabrik cuci mobil tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP) Cirebon. Peristiwa di Vina terjadi sekitar pukul 23.00 WIB. Dia berada di sebuah toko dekat TKP ketika insiden itu terjadi. Saat itu, ia melihat korban melintas dengan sepeda motor dan langsung dilempari batu oleh sekelompok remaja yang berkumpul di dekat lokasi kejadian.
“Kebetulan saya sedang berada di dalam toko, datang seorang pengendara sepeda motor berseragam XTC dan langsung melempari dengan batu,” kata Aep.
Aep kemudian menyaksikan para remaja tersebut mengejar korban. Dia memperkirakan jumlah remaja sekitar delapan.
“Terus dilacak, ada juga sekitar delapan anak di sana. Yang hilang hanya empat unit sepeda motor,” ujarnya.
Aep ketakutan dan segera meninggalkan tempat itu. Ia mengaku tak tahu lagi apa yang terjadi pada Vina dan kekasihnya setelah itu. Kendati demikian, Aep mengaku kematian Vina dan kekasihnya bukanlah sebuah kecelakaan.
"Tidak (itu bukan kecelakaan), saya melihatnya," Ucap Aep.
Aep mengaku belum mengenal pelaku yang mengintai Vina dan pacarnya saat kejadian. Namun, ia kerap melihat pelaku nongkrong di luar tempat kerjanya di depan titik kumpul.
"Iya, aku tahu wajah (penjahatnya), tapi tidak tahu namanya. (Tidak ada hubungannya), hanya saja aku tidak punya teman. Yang saya tahu, anak-anak sering nongkrong di depan bengkel saya,” ujarnya.