Notification

×

Iklan

Iklan

Pembubaran Ibadah Kristen Oleh Kades di Sidoarjo, Koorpus Force-Mi : Pemerintah Harus Tegas Dalam Segmentasi Kebebasan Beribadah di Indonesia Karena Sudah Akut dan Berulang

Tuesday, 2 July 2024 | 10:03 WIB Last Updated 2024-07-02T10:21:39Z


RADARDETIK.ID - Terjadi lagi pembubaran Ibadah dan doa yang kali ini yang menjadi korban di duga adalah Jemaat GPdI, yang di lakukan oleh Kepala Desa di salah satu Desa di Sidoarjo, Jawa Timur, tepat nya di desa Mergosari Tarik. 


Hal ini menuai komentar Pro-Kontra dari Netizen karena unggahan Video pendek yang tersebar, salah satu yang berkomentar keras akan hal ini adalah Koordinator Pusat Forum Cendikiawan Muda Indonesia yaitu Ramdhan Agung Giri Nugroho.


Kita ketahui bersama, Forum Cendikiawan Muda Indonesia, atau di singkat Force-Mi, adalah sebuah wadah organisasi yang di pimpin oleh anak muda yang sangat lantang menyuarakan moderasi beragama. 


Adapun sosok tersebut adalah Ramdhan Agung Giri Nugroho, pria yang akrab di sapa Ramdhan tersebut menuturkan kekecewaan nya, dan juga kecaman atas apa yang terjadi di Indonesia terkait aktualisasi beragama.


"Koordinator Pusat Force-Mi Ramdhan meminta Pemerintah bertindak tegas atas kasus Pembubaran ibadah yang diduga oleh Kades diwilayah Sidoarjo"/Foto : Ramdhan


“Indonesia negara dengan prinsip hidup Pancasila, semestinya bisa menjaga hak-hak beragama Rakyat Indonesia, dan ini mutlak, wajib, tidak bisa di tawar, tapi fakta implementasi di lapangan jauh dari itu.” Ujarnya.


Lebih tegas lagi, Ramdhan meminta kepada pemerintah Pusat terkhusus Kemenag, dan birokrat lainnya seperti Bupati, walikota, yang di daerah agar tegas dalam menyikapi hal yang demikian.


“Jangan di biarkan, Presiden, Menteri, dan Pemerintah daerah harus tegas menindak isu beginian, karena sangat berpotensi memecah belah bangsa, karena urusan personal dengan Tuhan tidak perlu di batasi oleh Regulasi.”


Lebih lanjut Ramdhan, juga mengutarakan hal seperti ini sering terulang di karena kan ada satu kelompok umat Agama yang merasa mayoritas dan superior, hal ini lah yang harus di jelaskan agar tidak kembali terjadi.


“Kaya gini pembubaran ibadah, terjadi berulang, kan karena ada satu kelompok agama merasa Mayoritas, dan superior makanya kalau mau semua hak sama, hapuskan stigma Mayoritas, dan minoritas,” Ucap Ramdhan kepada media.



Ramdhan menambahkan bahwa apabula seperti ini dibiarkan maka akan memicu Abbuse Of Power yang sangat liar di Indonesia.


“Karena stigma mayoritas itu bisa memicu Abbuse Of Power yang liar, dan stigma minoritas bisa jadi alat diskriminasi, jadi stigma atau istilah ini dalam konteks bernegara, dan beragama, harus di hapuskan.”


Ramdhan juga meminta kepada Korban untuk melaporkan hal ini kepada pihak berwajib, agar bisa memberi efek jera, bahkan dirinya tak segan memberikan advokasi kepada Korban bila di perlukan.


“Buat korban yang ibadah di bubarkan, saran kami silahkan melaporkan kepada kepolisian, agar memberi efek jera, dan kami siap memberi advokasi jika di minta, supaya hal demikian tidak terulang kembali di bumi pertiwi.” Tutup Ramdhan kepada media. 


Tentu hal ini menjadi hal yang sangat memprihatinkan, di tengah ke Bhinekaan yang menjadi simbol Indonesia justru malah terjadi hal-hal yang di luar dari nilai ke Bhinekaan itu sendiri, dan menodai nilai-nilai toleransi yang telah di lestarikan oleh para pendiri bangsa.




×
Berita Terbaru Update