Notification

×

Iklan

Iklan

Pelatihan Simulasi di Gentan Tingkatkan Kesiapsiagaan Warga Tangani Kejang Demam pada Balita

Sunday, 30 November 2025 | 14:42 WIB Last Updated 2025-11-30T07:42:56Z
"Dosen prodi Anestesiologi Unisa Yogyakarta Gatot Suparmanto ketika memberikan pelatihan Simulasi kejang demam pada balita di Gentan Sukoharjo"/Foto: Redaksi


Sukoharjo - Kejang demam masih menjadi salah satu kondisi kegawatdaruratan yang paling sering menimbulkan kepanikan pada orang tua di Indonesia. Rendahnya pengetahuan warga mengenai penanganan awal mendorong tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Keperawatan Anestesiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta mengadakan pelatihan berbasis simulasi bagi kader dan warga Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.


Pelatihan yang berlangsung pada tahun 2025 ini melibatkan kader kesehatan desa, para ibu balita, serta 30 balita sebagai kelompok sasaran. Studi awal terhadap enam ibu balita mengungkap bahwa empat di antaranya belum mengetahui bahwa demam tinggi di atas 38°C dapat memicu kejang. Bahkan dua responden yang memiliki anak dengan riwayat kejang belum pernah menerima edukasi resmi mengenai penanganannya.


Menjawab kebutuhan tersebut, tim PKM merancang pelatihan penanganan kejang demam yang dilakukan melalui simulasi praktik langsung. Peserta dilatih mengamankan posisi anak, menjaga jalan napas tetap terbuka, menghindari tindakan berbahaya, serta mencatat durasi kejang untuk menentukan tindak lanjut medis. Seluruh tahapan dipraktikkan menggunakan manekin, termometer digital, dan stopwatch, disertai Standar Operasional Prosedur (SOP) sederhana untuk diterapkan di tingkat keluarga.


Ketua tim pelaksana, Gatot Suparmanto, S.Kep., Ns., M.Sc., menegaskan bahwa upaya ini diharapkan menjadi model edukasi yang mudah diterapkan di masyarakat. “Penanganan darurat tidak selalu membutuhkan alat canggih. Yang paling penting adalah kemampuan bertindak benar pada detik-detik pertama agar risiko komplikasi bisa ditekan,” ujarnya.


Efektivitas pelatihan dibuktikan melalui hasil evaluasi. Sebelum kegiatan, mayoritas peserta berada pada kategori kurang terampil dan hanya 5,4 persen yang tergolong terampil. Setelah pelatihan, terjadi peningkatan signifikan: 83,8 persen peserta mencapai kategori terampil dan 16,2 persen berada pada kategori cukup terampil.


Selain meningkatkan keterampilan teknis, pelatihan ini juga menumbuhkan rasa percaya diri peserta. Beberapa ibu mengaku tidak lagi panik ketika anak mengalami kejang. “Dulu saya langsung panik dan bingung harus bagaimana. Sekarang saya tahu langkah-langkahnya dan lebih tenang menghadapi situasi seperti itu,” ungkap salah satu peserta pelatihan.


Ke depan, PRM Desa Gentan bersama perangkat desa merencanakan pembentukan kader pelatih serta penyediaan materi edukatif berupa modul, SOP ringkas, poster, dan media digital. Upaya ini diharapkan membangun budaya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kedaruratan anak dan menekan risiko cedera maupun beban biaya kesehatan.




×
Berita Terbaru Update