Notification

×

Iklan

Iklan

Founder Force-MI, Ramdhan Agung Giri Sampaikan Teori Tentang Intoleransi Dalam Sudut Pandang Islam

Wednesday, 15 May 2024 | 23:07 WIB Last Updated 2024-05-15T16:09:59Z


RADARDETIK.ID - Belakangan ini ramai di media sosial, adanya persekusi terhadap beberapa umat beragama yang sedang menjalankan Doa dan ibadahnya, seperti yang terjadi di Pamulang dan Gresik. Lalu bagaimana Islam memandang tindakan Intoleransi ini dalam sudut pandang Agamanya?


Sebelum masuk jauh kesana kita perlu memahami, bahwa dalam memahami Islam, maupun Agama lainnya tidak bisa di lihat dari perilaku pemeluknya, karena tolak ukur mengukur kebenaran Islam dan Agama apapun itu harus merujuk pada sumber Hukum utama nya yaitu Al-Qur’an dan Hadist. sehingga tidak melihat perilaku pengikut atau penganut nya sebagai respresentasi dari Agama Islam itu sendiri. 


Lalu bagaimana Islam memandang Intoleransi? Tindakan Intimidasi dan Persekusi terhadap ritual Doa maupun Ibadah Agama apapun tidak lah dibenarkan dalam Islam. Hal ini karena dalam literasi ke ilmuwan, para ilmuwan, sejarah dan ulama Islam sepakat bahwa ajaran Islam haruslah merujuk pada Al-Qur’an, sebagai firman Allah & Hadist Nabi sebagai rujukan yang juga wajib di Imani.


Lalu bagaimana Al-Qur’an & Hadist (Rasulullah) memandang Intoleransi? Jika kita mengamati secara seksama, Al-Qur’an sangat jelas mengedepankan perihal Toleransi, sebagaimana termaktub dalam beberapa ayat diantaranya adalah Surat Al-Kafirun ayat 1-6, lalu Surat Yunus ayat 40-41, dan Surat Al-Mumtahanah ayat 8 dan masih banyak lagi.


Sebenarnya itupun sudah cukup sebagai gambaran bahwa Islam adalah agama yang Toleran dan sangat bijak dalam memahami perbedaan, namun ada banyak kisah yang juga di contohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana tertuang dalam kitab at-Tabaqât karya Ibnu Sa’d dikisahkan bahwa ketika datang utusan Kristen dari Najran berjumlah enam puluh orang ke Madinah untuk menemui Nabi, Nabi menyambut mereka di Masjid Nabawi.



Menariknya, ketika waktu kebaktian tiba, mereka melakukan kebaktian di masjid. Sementara itu, para sahabat berusaha untuk melarang mereka. Namun Nabi memerintahkan: da’ûhum ‘biarkanlah mereka’.

Melalui perintah ini, sahabat memahami bahwa Nabi mempersilahkan mereka untuk menggunakan Masjid Nabawi sebagai tempat kebaktian sementara. Mereka melakukan kebaktian dengan menghadap ke timur sebagai arah kiblat mereka.


Itu adalah satu contoh sikap nabi yang sangat jelas tertuang dalam catatan sejarah, bahwa Nabi membiarkan masjid Nabawi di jadikan tempat kebaktian oleh Agama Nasrani, belum lagi bagaimana perintah Rasulullah dalam sejarah mencatat bahwa Rasulullah pernah berkata bahwa jika Agama Nasrani meminta bantuan untuk membangun Rumah Ibadah mereka maka Rasulullah berpesan jangan lah bantuan tersebut di hitung sebagai Hutang.


Dari paparan tersebut kita melihat bahwa jelas nampak dan tegas bagaimana sikap Toleransi yang Allah perintahkan dan Nabi nya contohkan, lalu jika ada sekelompok orang mengatasnamakan Islam lalu menjadi Hakim atas agama lain dan bertindak intoleran lagi Radikal. Maka dapat di pastikan bahwa Agama yang mereka amalkan bukanlah Islam yang di ajarkan oleh Allah dan Rasul nya. Melainkan agama yang mereka implementasikan dengan hawa nafsu dan pemahaman yang menyimpang dari Al-Qur’an & Hadist yang di pahami oleh Mayoritas Ahlusunnah Wal’jamaah di seluruh Dunia. 


Maka pertanyaan terakhir seberapa penting kita perlu memerangi Intoleransi ini? Jawabannya adalah wajib dan sangat penting, karena dari sini lah semua berawal, dimana intoleransi akan kemudian masuk pada tahap Radikal sehingga terjadi lah tindakan terorisme yang kemudian dapat merusak citra Islam serta merusak kerukunan umat beragama di Indonesia dan sebagai penutup kita harus paham bahwa tidak ada Agama apapun yang mengajarkan Terorisme (Terorism has not Religion).


Penulis :

Ramdhan Agung Giri Nugroho

Founder dan Korpus Forum Cendikiawan Muda Indonesia



×
Berita Terbaru Update