![]() |
"Foto bersama kegiatan pengabdian masyarakat oleh Dosen Institut Kesehatan bekerja sama dengan Rumah Sakit Sansani Pekanbaru"/Foto : Ahmad Redho |
RADARDETIK.ID - Penyakit jantung adalah kondisi ketika bagian jantung yang meliputi pembuluh darah jantung, selaput jantung, katup jantung, dan otot jantung mengalami gangguan. Penyakit jantung bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti sumbatan pada pembuluh darah jantung, peradangan, infeksi, atau kelainan bawaan.
Masalah kasus kematian yang disebabkan oleh Penyakit Jantung di Indonesia cukup tinggi, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga dalam edukasi perawatan pasien jantung. Terutama perawatan pasien jantung pasca perawatan di Rumah Sakit.
Pada hari Jumat (5/7) bertempat di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Sansani Pekanbaru diselenggarakan Promosi Kesehatan tentang Jantung dengan tema “Psikoedukasi manajemen perawatan jantung pasca rawat RS”. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara Instansi Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah (IKTA) dengan bagian Diklat dan SDM RS Sansani Kota Pekanbaru yang disambut baik oleh Bapak Thesa selaku manager Rumah Sakit yang berkesempatan berpartisipasi pada kegiatan pengabdian kepada Masyarakat.
Latar belakang alasan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat tentang perawatan Jantung Pasca Rawat Inap di Rumah Sakit karena mengingat penyakit non infeksi yang saat ini cenderung menunjukkan peningkatan angka kesakitan yang cukup tinggi dimana salah satunya adalah Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD).
PJPD merupakan penyebab utama kematian dan ketidakmampuan fisik yang diderita oleh masyarakat Indonesia dan dunia saat ini. Hal ini didukung dengan hasil dari penelitian Riskesdas yang menunjukkan bahwa prevalensi penyakit PJPD di Indonesia sangat tinggi dengan perincian hipertensi sebesar 31,7%, penyakit jantung 7,2% dan stroke sebesar 8,3% per 1000 penduduk.
Provinsi Riau sendiri juga tak luput dari permasalahan PJPD ini. Prevalensi beberapa penyakit PJPD di Provinsi Riau relatif sangat tinggi bahkan melebihi prevalensi nasional. Menurut hasil Riskesdas tahun 2007, prevalensi stroke di Provinsi Riau sebesar 0,5 per 1000 penduduk, prevalensi penyakit jantung sebesar 7,7%.
Angka tersebut berada diatas prevalensi nasional yaitu 7,2%. Demikian pula halnya dengan prevalensi hipertensi dengan presentase sebesar 33,9% juga berada diatas prevalensi nasional yaitu sebesar 31,7%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa PJPD merupakan masalah kesehatan di Provinsi Riau yang perlu penanganan serius.
Untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat PJPD, maka perlu dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif. Sebagai Langkah awal adalah dengan melaksanakan Program Surveilens Penyakit Tidak Menular (PTM) PJPD melalui deteksi dini PJPD di Provinsi Riau.
Surveilens dan deteksi dini PJPD ini penting dilakukan guna memperoleh gambaran nyata situasi PJPD di Provinsi Riau beserta faktor risikonya sebagai landasan dalam penyusunan strategi dan kebijakan yang tepat guna, berdaya guna dan berbasis bukti (evidence base) dalam pencegahan dan pengendalian PJPD di Provinsi Riau. Karena itu tepatlah dosen dari IKTA mengangkat tema Psikoedukasi manajemen perawatan jantung pasca rawat inap di Rumah Sakit.
![]() |
"Praktek Senam sehat jantung yang dipraktekkan dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat"/Foto : Ahmad Redho |
Jantung yeng merupakan otot yang memompa darah ke seluruh tubuh apabila terjadi suatu serangan jantung (myocardial infraction), maka bagian dari otot jantung akan mati sewaktu sehingga tidak akan mendapatkan pasokan darah.
Untuk tetap sehat, jantung membutuhkan oksigen dan zat-zat gizi lain yang dibawa oleh darah. Ini didapatkan melalui arteri (pembuluh darah) koroner yang membungkus bagian luar jantung. Maka sangat penting untuk memahami kondisi ini agar tidak terlambat dalam mendapatkan pertolongan.
Namun yang tidak kalah pentingnya adalah apabila telah mendapatkan rawatan di rumah sakit masalah penyakit jantung tidak sampai selesai disini tetapi harus tetap patuh pada proses pengobatan rawat jalan.
Hal Ini disampaikan oleh bapak Ahmad Redho pada saat memberikan Pendidikan kesehataan di polikinik Rumah Sakit Sansani kota Pekanbaru. Ia menjelaskan Cara untuk menjaga kesehatan jantung adalah dengan istirahat yang cukup, menjaga agar aliran darah ke jantung cukup, dan tidak mengonsumsi segala sesuatu yang bisa merusak otot jantung.
“Salah satu cara untuk menjaga Kesehatan jantung yang utama adalah dengan istirahat yang cukup, menjaga aliran darah tetap cukup mengalir ke jantung dan tidak mengkonsumsi segala sesuatu yang dapat merusak otot jantung”, Ucap Ahmad Redho.
![]() |
"Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dosen Institut Kesehatan Al Insyirah Pekanbaru bekerja sama dengan Rumah Sakit Sansani Pekanbaru"/Foto : Ahmad Redho |
Hal ini juga senada yang disampaikan oleh Dosen Rendi pada saat penyampaian cara untuk mencegah penyakit jantung. Rendi menyampaikan hal – hal yang harus dihindari supaya tidak merusak otot jantung.
“Hal-hal yang dapat merusak pembuluh jantung yang harus dihindari antara lain kolesterol yang terlalu tinggi, gula darah yang terlalu tinggi serta asap rokok. Hal tersebut dapat menyebabkan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah jantung (pembuluh darah koroner)”, Ujar Rendi.
Rendi juga menegaskan hal – hal lain yang bisa merusak otot jantung salah satunya dari obat dan zat dari luar.
“Sehubungan dengan otot jantung, hindari obat-obatan dan zat-zat yang bisa merusak otot jantung, misalnya kurare (sejenis pelemas otot, seperti pada bisa ular), sianida, dan alkohol. Termasuk yang berkaitan dengan sistem penghantaran saraf jantung, saraf jantung bisa dirusak oleh virus-virus dan obat-obat yang beracun atau zat-zat tertentu seperti Pb (timah hitam) ditambah Kuman-kuman tertentu dapat merusak katup jantung, seperti kuman Beta Sreptococcus haemolyticus. Kuman ini biasanya ada di tenggorokan dan bisa menghasilkasn suatu racun yang bisa menyebabkan katup-katup jantung mengeras dan menyempit”, Tambah Rendi.
![]() |
"Pemaparan mahasiswa dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat di Rumah Sakit Sansani Pekanbaru"/Foto : Ahmad Redho |
Kemudian ia menambahkan hal-hal yang bisa memperbesar resiko penyakit jantung yaitu dari Faktor Keturunan, Usia, Gaya hidup, Rokok, Obesitas, Alkohol, Makanan Berlemak, Fisik tidak aktif, Stress, Tekanan Darah Tinggi, Kolesterol, Diabetes dan Asam Urat. Gejala ini juga disertai gejala nyeri dada kiri menjalar ke leher, rahang, bahu, punggung kiri, dan lengan kiri, adanya rasa sakit seperti ditindih, rasa panas, atau diremas, bisa dicetuskan oleh aktivitas fisik, stress, atau emosi namun bisa hilang dengan istirahat atau pemberian obat.
Maka sangat penting untuk mencegah kekambuhan kembali terutama setelah selesai perawatan di Rumah Sakit yaitu dengan mengurangi factor resiko dengan berolahraga, berhenti merokok dan menghentikan konsumsi alcohol. Hal lain selanjutnya adalah mengurangi makanan berlemak (diet) dan hindari stress.
Disesi akhir kegiatan pengabdian kepada Masyarakat tersebut petugas dan keluarga pasien di ajarkan cara senam sehat jantung agar dapat di lakukan dirumah dan di ajarkan pada keluarga pasca menjalani rawat inap dirumah sakit. Materi ini di ajarkan oleh bapak Nofri Hasrinato sebagai leader saat mengajarkan senam sehat jantung dan ditutup dengan demonstrasi pembuatan herbal untuk menurunkan kadar kolestrol yang dapat mencegah terjadi penyakit jantung terutama yang disebabkan kolestrol. Demostrasi yang dibawakan oleh mahasisiwa IKTA yaitu Alfin dan Lidya Ananta yang disambut antusias oleh petugas dan keluaga pasien.
Penulis :
Ns.Ahmad Redho, M. Kep, Sp.Kep.M.B, (Dosen Prodi S1 keperawatan IKTA Pekanbaru)
Nofri Hasrianto, S.Kom, M. Kes (Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat)
Rendi Randika, MM (Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat)