Notification

×

Iklan

Iklan

Penelitian : Sebesar 33% Lansia di Indonesia Rentan Mengalami Dekubitus

Monday, 1 July 2024 | 11:24 WIB Last Updated 2024-07-01T04:24:49Z
"Lanjut Usia lebih rentan terkena Dekubitus dibandingkan dengan umur dibawahnya"/Foto : Sindo


RADARDETIK.ID – Umur manusia semakin tua maka akan banyak penyakit mudah untuk menyerang tubuh manusia itu sendiri. Hal itu dikarenakan pada lanjut usia terjadi proses penurunan degenratif dari seluruh organ didalam tubuh. Sehingga akan berdampak ke semua hal termasuk system imun tubuh manusia itu sendiri.


Nida Irmawati, Direktur Kesehatan Usia Kerja dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengatakan lansia di Indonesia lebih rentan terkena penyakit kulit seperti luka baring atau Dekubitus.


“Kejadian dekubitus di Indonesia sangat tinggi, dengan 33 persen dari seluruh lansia  saat ini terkena,” kata Nida dalam acara Unikarum Indonesia Lifree yang meluncurkan produk terbaru, Rabu (29/5).


Luka dekubitus sendiri merupakan luka  akibat adanya tekanan pada kulit akibat postur tubuh yang terlalu lama. Nyeri paling sering terjadi di tumit, siku, pinggul, dan punggung  bawah. Indonesia mempunyai jumlah penduduk lanjut usia yang sangat besar.


Menurut Nida, pada tahun 2023 saja akan ada  28,9 juta lansia yang terdaftar di Kementerian Kesehatan. Di antara provinsi-provinsi tersebut, Indonesia mempunyai delapan provinsi dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak.


DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat,  Lampung. Kurangnya pelayanan terhadap lansia dengan  mobilitas terbatas merupakan salah satu faktor penyebabnya. Hilangnya keterampilan motorik pada orang lanjut usia biasanya disebabkan oleh stroke.


Contohnya adalah seorang lanjut usia yang sakit-sakitan dan selalu terbaring di tempat tidur. Masih banyak petugas perawatan yang tidak mengubah posisi duduk atau berbaring lansia. Hal ini membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan. Kulit orang lanjut usia berbeda dengan kulit orang dewasa pada umumnya.


Jaringan lemak pada daging juga semakin menipis sehingga kulit pun semakin tipis dan mendekati struktur tulang. Selain itu, kulit lansia juga  kering. Apalagi saat Anda berbaring atau duduk dalam jangka waktu lama, kulit menjadi lebih rentan mengalami kerusakan.


 "Sering digosok atau dibasahi, atau digunakan tanpa kulit. Misalnya menggunakan pelembab khusus pada kulit kering, terlalu sedikit udara dapat menyebabkan luka baring," ujarnya.


Di Indonesia, kasur luka baring jarang digunakan oleh lansia. Kasur ini dirancang khusus untuk mencegah luka tekan. Mungkin karena mahal, tapi sebenarnya kasur ini  sangat penting karena bisa meminimalisir terjadinya luka baring,” ujarnya.


Banyak pengasuh dan anggota keluarga  lansia tidak memahami pentingnya mengubah atau mengubah posisi duduk atau tidur mereka.


"Kasihan orang tuanya yang sering disuruh turun dari tempat tidur dan diubah posisi. Makanya ditinggal dan Itu sebenarnya berbahaya," Ujarnya.


Usahakan untuk mempertahankan posisi berbaring atau duduk yang stabil selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu, tubuh lansia harus digerakkan agar kulit tidak terlalu lama menahan beban dan bergesekan langsung dengan tulang.


Hal ini dapat menyebabkan luka baring dan seringkali memerlukan perubahan posisi.


“Kebanyakan mungkin hanya dipindahkan satu kali dalam sehari,” ujarnya.


×
Berita Terbaru Update