Notification

×

Iklan

Iklan

Edukasi Mahasiswa UNISRI: Inovasi Surat Keterangan Desa, Mahasiswa UNISRI Dorong Perlindungan Korban Kekerasan di Desa Kebonalas

Monday, 25 August 2025 | 20:28 WIB Last Updated 2025-08-25T13:28:44Z
"Mahasiswa KKN Unisri Surakarta ketika berfoto bersama dengan warga desa Kebonalas seusai kegiatan Edukasi Inovasi Surat Keterangan Desa"/Foto : Redaksi


RADARDETIK.ID - Klaten - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta melaksanakan program kerja individu bertajuk “Anti Kekerasan: Peduli Mental dan Perlindungan Keluarga–Inovasi Penerbitan Surat Keterangan Desa untuk Korban Kekerasan” di Desa Kebonalas, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Senin (4/8/2025).


Program ini merupakan bagian dari KKN PPM dengan tema “Sinergi UNISRI, Pemerintah, dan Masyarakat Desa: Penguatan Potensi Lokal Guna Mewujudkan Desa Mandiri dan Berkelanjutan”* yang dilaksanakan pada 17 Juli - 26 Agustus 2025.


Rindani, mahasiswa FISIP UNISRI jurusan Ilmu Administrasi Negara sekaligus penggagas program, menghadirkan sebuah inovasi sederhana namun berarti yakni Surat Keterangan Desa (SK Desa) bagi korban kekerasan. Program ini merupakan bagian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dijalankan di Desa Kebonalas, Kecamatan Manisrenggo. Surat Keterangan Desa adalah pengakuan resmi dari kepala desa bahwa seseorang adalah korban kekerasan, dan berhak atas perlindungan hukum serta pendampingan psikologis. 



Bagi korban, ini bukan hanya bukti administratif, melainkan juga simbol keberpihakan pemerintah desa terhadap warganya yang terluka.


“Dengan SK Desa, korban punya pegangan. Mereka bisa membawa surat itu ke polisi, dinas terkait, atau psikolog, tanpa merasa sendirian,” jelas Rindani.


Kegiatan ini tidak berdiri sendiri, melainkan terintegrasi dengan kegiatan rutin BKR (Bina Keluarga Remaja) dasawisma yang bertempat di Dukuh Prambonan, Desa Kebonalas. 


Dalam pelaksanaannya, program ini juga menjadi wujud kolaborasi antara mahasiswa Universitas Slamet Riyadi Surakarta dari program studi Ilmu Hukum dan Bimbingan Konseling. Sinergi ini menjadikan inovasi lebih kuat karena mahasiswa hukum memberi perspektif legalitas dan jalur hukum, sementara mahasiswa bimbingan konseling tekanan pada aspek kesehatan mental dan psikologis. Keduanya berpadu untuk menghadirkan solusi yang nyata bagi warga.


Program ini tidak berhenti pada penerbitan surat. Ada penyuluhan bagi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, pelatihan bagi perangkat desa untuk merespons laporan, hingga penyusunan SOP yang membuat alur pelayanan lebih jelas. Lebih dari itu, desa juga diajak bersinergi dengan dinas sosial, lembaga perlindungan perempuan dan anak, serta psikolog. Dengan demikian, ketika seorang korban datang dengan luka, baik fisik maupun batin serta desa bisa menjadi pintu masuk pertama menuju pemulihan.



Manfaat inovasi ini terasa di banyak sisi, yakni korban kini memiliki dukungan administratif dan moral serta Pemerintah Desa memperoleh kepercayaan masyarakat yang semakin kuat. Dan bagi kalangan akademisi, inisiatif ini menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan bisa berpijak langsung pada persoalan nyata di masyarakat.


“Harapannya, angka pernikahan dini dan KDRT bisa menurun. Lebih penting lagi, desa bisa benar-benar menjadi garda terdepan perlindungan keluarga,” ujar Rindani.


Sebagai bagian akhir sosialisasi, siswa juga mengadakan sesi tanya jawab berhadiah doorprize. Kegiatan ini disambut antusias warga, sekaligus menjadi cara menyenangkan untuk memperkuat pemahaman masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental dan perlindungan keluarga.


Melalui inovasi ini, diharapkan angka KDRT dan pernikahan dini dapat ditekan, serta desa mampu menjadi garda terdepan dalam perlindungan keluarga. Serta melalui program KKN ini, UNISRI berharap mahasiswa tidak hanya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, tetapi juga memperoleh pengalaman langsung dalam penerapan ilmu di lapangan.




×
Berita Terbaru Update