| "SDN Pondok Bambu -6 Jakarta Timur Sekolah Ramah Anak"/Foto: Redaksi |
RADARDETIK.ID - Bullying di sekolah dasar bukan lagi hal sepele. Banyak anak mengalami ejekan, pengucilan, atau bahkan kekerasan fisik tanpa berani melapor. Dampaknya tidak ringan mulai dari rasa takut datang ke sekolah, prestasi menurun, hingga gangguan kepercayaan diri. Penelitian Smith (2016) menunjukkan bahwa pengalaman perundungan di masa kecil dapat meninggalkan luka psikologis jangka panjang. Karena itu, sudah saatnya sekolah benar-benar menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi setiap anak.
Di SDN Pondok Bambu 06 Jakarta Timur, langkah nyata sudah dimulai. Sekolah ini menerapkan konsep Sekolah Ramah Anak (SRA), sebuah pendekatan yang menempatkan anak sebagai pusat dari seluruh kegiatan pendidikan. Konsep ini diadaptasi dari panduan UNICEF (2015) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2019) yang menekankan prinsip non-diskriminasi, partisipasi aktif anak, serta perlindungan dari kekerasan.
Di sekolah ini, setiap Senin pagi, siswa mengikuti kegiatan apel empati. Guru dan siswa bersama-sama membahas nilai-nilai saling menghargai dan menolak segala bentuk perundungan. Ada pula pojok konseling anak ruang aman tempat siswa bisa berbicara kepada guru pembimbing tanpa rasa takut. Bahkan, dibentuk juga Tim Sekolah Ramah Anak yang terdiri atas guru, siswa, dan orang tua untuk memantau suasana sosial di sekolah.
Kepala SDN Pondok Bambu 06 menjelaskan bahwa program ini bukan hanya kampanye formal, tetapi bagian dari budaya baru di sekolah. Guru mendapat pelatihan khusus untuk mengenali tanda-tanda perundungan dan mengelola kelas dengan pendekatan positif. “Kami ingin setiap anak merasa dihargai, bukan dihakimi,” ujarnya.
Kolaborasi dengan orang tua juga menjadi kunci. Sekolah rutin menggelar kelas parenting dengan tema “Mendidik Tanpa Kekerasan” agar nilai-nilai kasih sayang juga diterapkan di rumah. Penelitian Lestari & Sari (2020) menunjukkan bahwa dukungan orang tua dan komunikasi terbuka berperan besar dalam mencegah perilaku agresif anak. Dengan keterlibatan semua pihak, upaya membangun budaya anti-bullying menjadi lebih efektif.
Langkah-langkah sederhana ini ternyata membuahkan hasil. Berdasarkan laporan internal sekolah, kasus ejekan dan perundungan menurun drastis dalam satu tahun terakhir. Siswa mulai terbiasa meminta maaf, berdialog, dan menyelesaikan masalah dengan cara damai. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian UNICEF Indonesia (2020) yang menemukan bahwa sekolah yang menerapkan prinsip SRA mengalami penurunan kasus kekerasan hingga 40 persen.
Pendidikan seharusnya tidak hanya tentang nilai akademik, tetapi juga tentang membangun karakter dan empati. Sekolah Ramah Anak membuktikan bahwa lingkungan belajar yang penuh kasih sayang mampu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli. SDN Pondok Bambu 06 menjadi contoh nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil seperti mendengarkan anak, memberi ruang bicara, dan memastikan mereka merasa aman di sekolah.
Karena setiap anak berhak belajar tanpa takut. Dan sekolah sejatinya adalah tempat tumbuhnya cinta, bukan luka.
Penulis : Dr. Vina Iasha, M.Pd
Institusi : SDN Pondok Bambu 06 Jakarta Timur


