Notification

×

Iklan

Iklan

Mahasiswa UNISRI Dorong Pembelajaran Bahasa Inggris Kreatif di SD Negeri Kebonalas

Tuesday, 26 August 2025 | 11:11 WIB Last Updated 2025-08-26T04:11:48Z
"Mahasiswa KKN Unisri Surakarta ketika berfoto bersama Guru di SD Negeri Kebonalas"/Foto : Redaksi


RADARDETIK.ID - Klaten - Mahasiswa Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta kembali melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di berbagai wilayah desa mitra. Salah satunya adalah Desa Kebonalas, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten. Program KKN PPM Tahun Akademik 2024/2025 ini mengusung tema “Sinergi UNISRI, Pemerintah, dan Masyarakat Desa: Penguatan Potensi Lokal Guna Mewujudkan Desa Mandiri dan Berkelanjutan.” Dalam kerangka besar tersebut, mahasiswa dituntut untuk menghadirkan gagasan yang mampu memberi dampak nyata bagi masyarakat sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah.


Di Desa Kebonalas, salah satu program kerja individu yang menonjol datang dari Agustina Ambarwati, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris. Ia menginisiasi kegiatan bertajuk “Belajar Kreatif di Tengah Perkembangan Teknologi” yang dilaksanakan pada Senin, 4 Agustus 2025 di SD Negeri Kebonalas. Kegiatan ini menyasar siswa kelas 3 hingga 6 dengan tujuan memperkenalkan dasar-dasar bahasa Inggris melalui metode pembelajaran yang lebih menyenangkan dan interaktif.


Desa Kebonalas sendiri merupakan desa dengan luas wilayah 78,6 hektar dan jumlah penduduk kurang dari 2.000 jiwa. Desa ini terbagi ke dalam 17 RT dan 7 RW, serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi yang cukup strategis menjadikan desa ini memiliki aksesibilitas yang baik, didukung oleh jaringan jalan yang memadai serta ketersediaan layanan internet. 


Kehidupan masyarakat masih lekat dengan budaya gotong royong. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani, sementara sebagian lainnya mengembangkan usaha mikro seperti kerajinan kulit, produksi jajanan pasar, keripik, hingga bandeng presto. Desa ini juga memiliki potensi wisata edukatif melalui kebun buah, area outbound, dan lahan pertanian.


Meskipun memiliki potensi sumber daya alam dan sosial yang cukup besar, Desa Kebonalas juga menghadapi tantangan, terutama dalam bidang pendidikan. SD Negeri Kebonalas, yang menampung sekitar 40 siswa, memiliki semangat untuk memberikan pendidikan berkualitas, tetapi masih menemui kendala dalam pembelajaran bahasa asing. 


Hasil observasi mahasiswa KKN menunjukkan bahwa kemampuan bahasa Inggris siswa masih rendah, baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi. Kondisi ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih monoton, keterbatasan media interaktif, serta rendahnya rasa percaya diri siswa untuk mencoba berbicara dalam bahasa Inggris.


Kondisi tersebut mendorong Agustina untuk menghadirkan pendekatan baru melalui programnya. Menurutnya, bahasa Inggris adalah keterampilan penting di era globalisasi yang tidak seharusnya hanya dipelajari di kota besar. Anak-anak di desa pun berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenal bahasa internasional ini dengan cara yang menyenangkan. 


Ia memilih menggunakan permainan edukatif, video pembelajaran, dan media berbasis teknologi sederhana agar siswa dapat belajar sambil bermain. Tujuannya tidak sekadar mengenalkan kosakata, tetapi juga membangun motivasi dan keberanian siswa untuk mencoba menggunakan bahasa Inggris dalam situasi sederhana.



Pelaksanaan kegiatan pada 4 Agustus 2025 berlangsung di ruang kelas SD Negeri Kebonalas. Siswa mengikuti rangkaian aktivitas dengan penuh antusias. Mereka diajak berinteraksi dalam permainan kosakata, menjawab pertanyaan sederhana, hingga menonton video pendek berbahasa Inggris. Suasana kelas yang biasanya kaku berubah menjadi lebih hidup. 


Siswa yang awalnya pemalu mulai berani mencoba mengucapkan kata-kata baru. Guru yang mendampingi menyatakan bahwa metode ini membawa suasana baru yang menyegarkan. Anak-anak terlihat lebih berani dan lebih mudah memahami materi karena disampaikan dengan cara yang sesuai dengan dunia mereka.


Walaupun berjalan lancar, program ini juga menghadapi tantangan. Beberapa siswa masih sulit menjaga konsentrasi karena mudah teralihkan dengan suasana ramai. Perbedaan kemampuan juga terlihat, ada yang cepat memahami, namun ada pula yang masih kesulitan mengikuti instruksi dalam bahasa Inggris. Kendala ini menjadi catatan penting, bahwa dalam penerapan metode kreatif diperlukan strategi khusus agar semua siswa dapat merasakan manfaat secara merata.


Hasil yang dicapai cukup menggembirakan. Siswa menunjukkan peningkatan dalam pemahaman dasar bahasa Inggris dan mulai memiliki minat lebih besar untuk belajar. Keberanian mereka dalam mencoba berbicara meningkat, dan suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif. Bagi guru, kegiatan ini memberi inspirasi untuk menggunakan metode yang lebih variatif di kelas. Bagi siswa, pengalaman belajar dengan cara baru ini menjadi motivasi tersendiri untuk terus mengeksplorasi bahasa Inggris.


Kepala Desa Kebonalas, Supriyanto, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan KKN UNISRI. Menurutnya, program ini tidak hanya membantu siswa, tetapi juga membawa semangat baru bagi masyarakat desa. Sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan sekolah dianggap penting untuk memajukan pendidikan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di pedesaan.


Bagi Agustina, program ini merupakan pengalaman berharga. Ia tidak hanya belajar bagaimana mengajar anak-anak, tetapi juga bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat, mengatasi kendala di lapangan, dan mengembangkan kreativitas dalam mengajar. Melalui kegiatan ini, ia merasakan langsung makna pengabdian kepada masyarakat, bahwa ilmu yang diperoleh di kampus dapat diterapkan untuk membawa perubahan positif di lingkungan sekitar.


Program kerja individu “Belajar Kreatif di Tengah Perkembangan Teknologi” menjadi salah satu contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan desa. Dengan pendekatan sederhana namun inovatif, siswa SD Negeri Kebonalas bisa merasakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih menyenangkan. 


Melalui program ini pula, UNISRI menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan kegiatan KKN yang tidak hanya memberi manfaat akademis bagi mahasiswa, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat.




×
Berita Terbaru Update