![]() |
"Presiden baru Iran terpilih Pesekhian secara tegas mendukung Hizbullah dalam melawan Israel"/Foto : CNN Indonesia |
RADARDETIK.ID - Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian, secara terbuka menyatakan bahwa ia akan terus mendukung kelompok Hizbullah Lebanon dan kelompok perlawanan lainnya di wilayah tersebut. Pezeshkian membuat pernyataan ini dalam suratnya kepada pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Menurut laporan New Arab, Pezeshkian mengatakan dalam suratnya bahwa Republik Islam Iran akan selalu mendukung perlawanan rakyat terhadap rezim Zionis yang tidak adil. Dia menekankan bahwa dukungan ini berakar pada kebijakan fundamental Iran dan akan "terus berlanjut dengan kekerasan.
“Surat tersebut merupakan tanggapan atas pesan ucapan selamat yang dikirimkan Perdana Menteri Nasrallah kepada Pezeshkian pada hari Sabtu (6 Juli 2024) setelah ia dinyatakan menang dalam pemilihan presiden Iran. Dalam suratnya, Perdana Menteri Nasrallah berjanji untuk mempertahankan aliansi antara Hizbullah dan Teheran di bawah presiden baru Iran”, Ucapnya.
Nasrallah menekankan bahwa Hizbullah dan kelompok sekutu Iran lainnya di kawasan "akan melanjutkan perjalanan mereka sampai kemenangan akhir tercapai.
“Surat Tuan Pezeshkian menyatakan, "Kami yakin bahwa gerakan perlawanan di kawasan tidak akan membiarkan rezim ini melanjutkan perang dan kebijakan kriminalnya terhadap rakyat Palestina yang tertindas dan negara-negara lain di kawasan ini. Iran dikatakan telah memberikan dukungan finansial dan militer kepada Hizbullah, yang didirikan di bawah kepemimpinan Garda Revolusi Iran setelah Israel menginvasi Beirut pada tahun 1982 selama perang saudara di Lebanon”, tambahnya
Hizbullah juga dikatakan sebagai bagian penting dari Poros Perlawanan, sebuah aliansi gerakan bersenjata pro-Iran yang menentang Israel dan Amerika Serikat. Aliansi tersebut mencakup kelompok Hamas Palestina, pemberontak Houthi Yaman, dan kelompok bersenjata lainnya di Irak.
Teheran mendukung Hizbullah secara finansial dan militer. Kelompok ekstremis Lebanon ini didirikan di bawah kepemimpinan Garda Revolusi Iran setelah musuh bebuyutan Israel menginvasi Beirut pada tahun 1982 selama perang saudara di Lebanon.
Mengacu pada Hizbullah dan kelompok sekutunya, Pezeshkian mengatakan, "Dukungan terhadap perlawanan berakar pada kebijakan dasar Republik Islam Iran," dan mengatakan dia yakin Hizbullah akan mencegah agresi militer Israel di Gaza itu Israel telah berperang dengan Hamas selama sembilan bulan.
Sejak perang di Gaza dimulai, hampir setiap hari terjadi baku tembak antara Hizbullah dan Israel di perbatasan Lebanon. Hal ini telah meningkatkan kekhawatiran global mengenai kemungkinan terjadinya perang habis-habisan jika pertempuran meningkat.
Sebelumnya pada hari Senin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kani mengatakan bahwa pemerintah Iran tidak akan ragu untuk mendukung rakyat Lebanon. Israel juga harus mengakui konsekuensi dari tindakan beraninya di kawasan, terutama terhadap Lebanon. Pezeshkian yang berpikiran reformis mengalahkan Tuan Saeed Jalili yang ultra-konservatif dalam pemilihan setelah kematian Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter.
Usai pemungutan suara, Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz mengatakan hasil pemilu jelas menunjukkan tuntutan rakyat Iran terhadap perubahan dan perlawanan. Pada hari Sabtu, pemimpin Hizbullah Nasrallah mengucapkan selamat kepada Pezeshkian atas kemenangannya dalam pemilihan presiden Iran.
Dia menekankan peran Teheran sebagai pendukung “kuat” “kelompok perlawanan” di wilayah tersebut. Gerakan Islam Syiah merupakan bagian penting dari poros perlawanan terhadap Israel dan Amerika Serikat. Aliansi tersebut tidak hanya mencakup Hamas tetapi juga pemberontak Houthi di Yaman dan pejuang Irak.