![]() |
"Mahasiswa KKN Unisri Surakarta berfoto bersama Siswa SD Negeri 1 Kebonalas seusai sosialisasi Anti Bullying"/Foto : Redaksi |
RADARDETIK.ID - Klaten - Bullying atau perundungan masih menjadi persoalan serius di dunia pendidikan, termasuk di tingkat sekolah dasar. Perilaku ini sering kali dianggap wajar sebagai bagian dari pergaulan anak-anak. Padahal, dampaknya bisa sangat merugikan, mulai dari hilangnya rasa percaya diri, turunnya semangat belajar, hingga trauma psikologis yang dapat memengaruhi perkembangan anak dalam jangka panjang.
Fenomena tersebut juga masih dijumpai di SD Negeri 1 Kebonalas, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten. Beberapa siswa masih memperlihatkan perilaku yang mengarah pada perundungan, seperti mengejek teman, memanggil dengan sebutan yang merendahkan, mengucilkan dari kelompok bermain, hingga tindakan fisik yang menyakiti. Jika tidak dicegah sejak dini, kebiasaan ini bisa terbawa hingga ke jenjang pendidikan berikutnya dan membentuk pola hubungan sosial yang tidak sehat.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, Rafael Alvindo Sukma Negara, menginisiasi program kerja individu berupa Sosialisasi Anti-Bullying di SD Negeri 1 Kebonalas. Sosialisasi ini bertujuan membekali siswa dengan pemahaman tentang arti bullying, bentuk-bentuknya, hingga dampak yang ditimbulkan, baik bagi korban maupun pelaku.
Kegiatan dilaksanakan dengan metode yang menarik dan interaktif. Rafael menyampaikan materi menggunakan media gambar, cerita sederhana, serta permainan peran agar mudah dipahami siswa sekolah dasar. Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga dapat terlibat langsung, berdiskusi, dan berekspresi mengenai pengalaman mereka.
Kepala sekolah SD Negeri 1 Kebonalas, Bapak Sutarto, S.Pd., memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. “Perundungan sering dianggap sepele, padahal bisa melukai perasaan bahkan masa depan siswa. Kami sangat mendukung adanya sosialisasi ini agar anak-anak lebih sadar dan tidak menganggap bullying sebagai hal biasa,” ujarnya.
Rafael sebagai penyelenggara kegiatan menjelaskan pentingnya sosialisasi anti-bullying sejak dini. “Saya ingin anak-anak memahami bahwa ejekan kecil atau tindakan merendahkan teman bisa menimbulkan luka yang besar. Harapan saya, setelah kegiatan ini, mereka bisa lebih menghargai perbedaan dan berani berkata tidak pada bullying,” ungkapnya.
Bagi siswa, kegiatan ini meninggalkan kesan yang mendalam. Mereka tidak hanya mendapat pengetahuan baru, tetapi juga dorongan untuk bersikap lebih baik terhadap teman. Guru pun merasakan manfaatnya karena kegiatan ini membantu mereka dalam mengawasi dan mencegah perilaku bullying di sekolah.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, SD Negeri 1 Kebonalas diharapkan dapat terus menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan. Dengan suasana sekolah yang kondusif, anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, berprestasi, serta memiliki sikap sosial yang baik terhadap sesama.